entry image

Rakor Persiapan Penempatan ATM Beras, Upaya Memperkuat Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga


DISTAPANG-SMG. Kamis (17/01/2019) Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang bersama Dinas terkait bergerak bersama membuat program bantuan beras pada warga kurang mampu. Karena telah kita ketahui bersama bahwa ketahanan pangan nasional diawali dari ketahanan pangan di tingkat keluarga. Keluarga yang mampu memenuhi segala kebutuhan pangannya akan menjadi sumber utama bagi keberlangsungan ketahanan pangan nasional. Adapun untuk keluarga yang belum mampu maka sudah menjadi tugas bagi negara dalam mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.

Rakor berlangsung di ruang rapat Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang dihadiri Kesra Kota Semarang, Dinas Sosial Kota Sermarang, DMI (Dewan Masjid Indonesia) Kota Semarang, serta Lurah dan Camat yang nantinya akan menjadi lokasi penempatan ATM Beras ini yaitu Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Tembalang, Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan Semarang Selatan.  Untuk tahun anggaran 2019 baru 5 lokasi tersebut yang akan menjadi lokasi penempatan ATM Beras ini. Rencana penempatannya akan dapasang di area Masjid yang telah diusulkan dan ditentukan bersama.

Penempatan di Masjid ini menurut Drs. Sapto Adi Sugihartono, M.M (Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang) adalah untuk memberi kesempatan para aghniya (mampu secara ekonomi) dermawan ikut berpartisipasi dalam program ini, mengingat dari 5 mesin ATM Beras tersebut masing-masingnya hanya diberi kuota untuk 100 Kepala Keluarga, dan masing-masing Kepala Keluarga akan mendapat 10 kg setiap bulannya. Hal ini tentu masih belum mencukupi dikarenakan menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Semarang pada tahun 2018 ada 73.650 jiwa penduduk miskin, sedangkan jumlah penduduk miskin  yang mendapat BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) lewat Program Keluarga Harapan baru 27.000 jiwa penduduk. Sehingga Pak Sapto berharap para aghniya dermawan di lingkungan Masjid yang menjadi tempat ATM Beras bisa mendukung program ini supaya bisa menambah kuota tidak hanya 100 Kepala Keluarga.

Harapan ini tentu perlu mendapat dukungan dari Dinas terkait khususnya dan masyarakat Kota Semarang pada umumnya, bergerak bersama memperkuat  ketahanan pangan di tingkat keluarga sehingga ketahanan pangan tingkat regional dan nasional bisa terwujud. (***)