entry image

Focus Group Discussion dan Sosialisasi Gerakan Sayang Pangan


Kamis, 11 Mei 2023, Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan Sosialisasi Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang di Gedung Balaikota Semarang. Acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber antara lain Dr. Bambang Pramusinto, S.H, S.IP, M.Si selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang sekaligus Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Nita Yulianis, S.P., M.Si selaku Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi perwakilan dari Bapanas, Ir. Lisyati Purnama Rusdiana, M.Si, selaku Ketua Bidang 3 PKK Kota Semarang, Mustaqfirin selaku Ketua Koordinator FOI Kota Semarang, dan Joko Susilo selaku Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang.

Dalam sambutannya, Dr. Bambang Pramusinto, S.H, S.IP, M.Si menyampaikan bahwa sudah saatnya kita semua concern terhadap cara pencegahan pemborosan pangan karena sampah makanan memiliki pengaruh besar terhadap 3 aspek yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial. Dari segi lingkungan, sampah atau limbah makanan berpengaruh terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca sedangkan dari segi ekonomi, kerugian yang ditimbulkan food loss dan food waste Indonesia tahun 2000 hingga 2019 sebesar 23-48 juta ton apabila diestimasikan sebesar 213-551 Triliun Rupiah/tahun 4-5% PDB di Indonesia. Selain itu, dari segi sosial dengan jumlah tersebut dapat diestimasikan sebanyak 61-125 juta orang atau 29%-47% populasi Indonesia yang dapat diberi makan. Food waste sama halnya dengan pemborosan sumber daya, sebaliknya apabila sumber daya tersebut digunakan untuk ekonomi produktif lainnya akan sangat bermanfaat untuk pembangunan secara keseluruhan, pengentasan kemiskinan, dan penanganan stunting di Indonesia.

Selanjutnya, Nita Yulianis, S.P., M.Si selaku Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi perwakilan dari Bapanas menyampaikan hasil FSVA tahun 2022, terkait situasi dan tantangan ketahanan pangan yang menunjukkan jumlah daerah rentan rawan pangan sebanyak 74 kab/kota (14%) dan sebanyak 440 kab/kota (86%) yang dapat dikatakan relatif memiliki ketahanan pangan yang baik akan tetapi faktanya masih terjadi pemborosan pangan. Beliau mengatakan bahwa Hierarki Upaya Selamatkan Pangan terbesar dan termudah untuk dapat kita implementasikan adalah dengan cara mendonasikan pangan berlebih, selain itu diikuti dengan upaya selamatkan pangan dengan cara memanfaatkan limbah pangan menjadi kompos dan pemanfaatan untuk pakan hewan. Bapanas berperan dalam pencegahan dan pengurangan food waste melalui kampanye/sosialisasi/memfasilitasi sarana dan prasarana bahan promosi seperti penyaluran donasi “surplus pangan” dengan memanfaatkan 3 unit mobil logistik, 1 food truck, banner stop boros pangan, dan platform stop boros pangan untuk memudahkan pemantauan jumlah pangan berlebih yang didonasikan dan disalurkan. Bapanas juga melaksanakan sinergi dan kolaborasi upaya pencegahan food waste, melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan 9 mitra serta mengapresiasi dan mendukung inisiasi pencegahan food waste kepada para pihak seperti FOI dan Superindo dalam “Kick Off” distribusi pangan serta Dapur Bergerak Mustikarasa.

Ir. Lisyati Purnama Rusdiana, M.Si, selaku Ketua Bidang 3 PKK Kota Semarang, Ir. Lisyati Purnama Rusdiana, M.Si, menyampaikan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang perlu mengadopsi dan mengimplementasikan Platform Stop Boros Pangan untuk memudahkan pemantauan jumlah pangan berlebih yang didonasikan dan disalurkan sehingga makanan yang masih layak dikonsumsi memiliki tempat atau wadah yang tepat dan dapat tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan seperti panti asuhan, panti wredha, daerah rawan pangan, dan daerah yang terdampak bencana. Ir. Lisyati Purnama Rusdiana, M.Si juga menambahkan bahwa akan terus mendukung Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang dengan melaksanakan kegiatan program pokok PKK diantaranya Pemanfaatan Limbah Pangan untuk Pupuk serta kegiatan Pangan B2SA, dimana penting untuk masyarakat mengenal dan menerapkan pola konsumsi Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman supaya kecukupan gizi terpenuhi sesuai porsi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga mengurangi tingkat food waste di Kota Semarang.

Selanjutnya, Mustaqfirin selaku Ketua Koordinator FOI Kota Semarang menyampaikan bahwa FoodBank of Indonesia (FOI) merupakan jembatan kaum berkecukupan dengan kaum yang membutuhkan, sistem pelaporan donasi Foodbank Indonesia menggunakan teknologi ArcGIS dimana setiap donasi dapat dipantau secara geografis dan real time. FOI mendukung implementasi SDGs 2030 yang nantinya dapat membuka akses pangan bagi semua orang, mengakhiri kelaparan, mengurangi limbah makanan, dan meminimalkan dampak perubahan iklim. Pada tahun 2022, FoodBank of Indonesia Kota Semarang telah bekerjasama dengan 2 dapur pangan, 15 posyandu, 20 unsur masyarakat, 6 lembaga SD, 25 relawan, 25 lembaga paud. FOI juga memiliki program Dapur Pangan FOI untuk mengolah bantuan pangan menjadi makanan siap saji yang kemudian distribusikan kepada keluarga miskin, terutama untuk mengatasi kelaparan pada lansia dan pekerja informal. Mustaqfirin mengatakan bahwa “Sinergi untuk Negeri” FOI berkolaborasi dengan pihak pemerintah seperti Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Dinas Kesehatan Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang, Dinas Pertanian Kota Semarang, dan masih banyak lagi, selain itu dengan pihak akademisi dan asosiasi profesional diantaranya Universitas Diponegoro, UNNES, UIN Walisongo, UNIKA, dan masih banyak lagi.

Narasumber terakhir adalah Joko Susilo selaku Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, beliau menyampaikan bahwa Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang merupakan kegiatan yang penting untuk diketahui dan dimplementasikan pada kehidupan sehari-hari untuk menghindari pemborosan sumber daya, menjaga lingkungan dengan meminimalisir limbah makanan, selain itu program Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang perlu didukung keberlanjutannya sehingga Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang diperkenankan untuk mengajukan usulan rencana kegiatan dan anggaran  kepada pihak Komisi B DPRD Kota Semarang.

Setelah penyampaian materi, perwakilan dari UNIKA sebagai salah satu tamu undangan menyampaikan apresiasinya terhadap Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang yang dinilainya penting karena banyaknya kalangan yang beliau jumpai yang masih membuang makanan yang sebenarnya masih layak dikonsumsi. Kemudian perwakilan dari Hotel Harris Kota Semarang,  mengatakan bahwa pihak Hotel telah bekerjasama dengan organisasi yang menerima donasi makanan lebih yang masih layak dikonsumsi akan tetapi eksistensi dari organisasi tersebut belum tergaungkan namanya sehingga impact/pengaruh nya belum begitu signifikan terasa di Kota Semarang sehingga pihak hotel meminta bantuan kerjasamanya dengan pihak pemerintah untuk ikut membantu menyebarluaskan informasi terkait hal tersebut.

Mari bersama-sama #habiskanisipiringmu #stop buang pangan #yukberbagipangan.